• Craig Jama posted an update 1 year, 10 months ago

    Bicara mengenai analisis teknikal pastinya tidak terlepas dari diagram (chart) yang dipakai buat lihat gerakan harga di pasar. Pemakaian chart ini paling penting untuk memonitor gerakan harga dari pelbagai asset di pasar keuangan. Dari chart/ diagram ini menjadi membuat lebih mudah trader buat membaca serta mengenal skema – skema gerakan harga yang terjadi awal kalinya, lalu membikin riset berkaitan gerakan harga yang bisa berlangsung di masa datang.

    Chart sesungguhnya pun sebagai salah satunya sinyal trading. Di mana chart ini merekam tapak harga sekarang ini serta harga waktu lalu, dan divisualisasikan di dalam wujud chart (diagram) yang terdiri dari 2 variable. Dalam trading saham serta trading forex, ke-2  variable diagram itu berupa waktu (timeframe) serta harga (price).

    Waktu (timeframe), adalah unit jam yang dipakai untuk tentukan kurun waktu penilaian harga di pasar. Timeframe sendiri terdiri jadi 9 sisi :

    M1 = 1 menit

    M5 = 5 menit

    M15 = 15 menit

    H1 = 1 jam

    H4 = 4 jam

    D1 = satu hari

    W1 = satu minggu

    MN = 1 bulan

    Nach dalam mengkaji pasar, trader bakal menyerasikan timeframe-nya sama dengan keperluan tradingnya. Seseorang trader scalper umumnya gunakan timeframe M1 atau M5, sementara itu swing trader lebih suka memakai timeframe hours serta daily (H4 serta D1). Dan tentulah di trader yang main di periode panjang akan memakai timeframe daily dan weekly.

    Type Diagram Yang Dipakai Trader

    Pada artikel lalu, diperjelas kalau ada sejumlah macam diagram yang dipakai oleh trader dalam baca tren di pasar. Di sini kita bakal terangkan lebih rinci kembali terkait macam – model diagram itu.

    Line Chart/ Diagram Garis

    Adalah satu diantara model diagram (chart) yang memperlihatkan data sejarah harga dari satu asset dengan penampilan visual berbentuk garis. Line chart menyambungkan harga penutupan serta harga pembukaan dari tiap-tiap satu era timeframe. Model diagram ini sebagai yang amat simpel di antara type diagram yang lain. klik untuk baca cuma memercayakan info closing price sebagai referensi pembuatan diagram.

    Kendati pun mempertautkan di antara open – close, line chart cuman menghadirkan rata – rata dari ke-2  nilai harga itu dan memperlihatkan sangat sedikit data yang dibutuhkan untuk menelaah pasar. Karena perihal itu dia sedikit trader yang memakai line chart dalam menganalisis. Line chart cukup kerap dipakai pada trading komoditas seperti minyak gold sebab bisa menyaring penampilan gerakan harga yang bergerak sangat cepat.

    Metode membaca line chart juga cukuplah sederhana. Bila line chart naik, bermakna sedang terjadi mode bullish. Line chart yang turun, mempunyai arti tengah berlangsung trend bearish. Apabila status line chart mencatatr, mempunyai arti tengah terjadi sideways.

    Bar Chart

    Dibandingkan dengan Line Chart, Bar Chart memberinya data dan info yang lumayan lengkap berkaitan harga pembukaan (open), penutupan (close), harga paling tinggi (high) dan sangat rendah (low) pada sebuah kurun waktu khusus. Lantaran info yang dikasihkan itu bar chart dimaksud dengan juga OHLC Chart (Open – High – Low – Close).

    Dalam bentukannya, ujung atas dari chart ini sebagai harga paling tinggi yang sempat pernah ditradingkan dalam periode waktu spesifik, dan ujung bawahnya yakni harga sangat rendahnya. Garis vertikalnya sebagai rata-rata harga dalam kurun waktu spesifik, serta garis horizontal kecil sisi kiri yakni harga open dan kanan harga closenya.

    Secara simpelnya, bar chart itu tak memiliki teori yang ruwet dalam pemanfaatannya. cara baca grafik trading paling tinggi dan terpaling rendah pada pasar buat mendapati keuntungan. Bar chart cukup terkenal dipakai dilapisan trader Amerika, ketimbang dengan trader – trader Asia yang cenderung pilih Candlestick Chart dalam menelaah pasar.

    Candlestick Chart

    Yakni tipe diagram yang terpopuler pemakaianya oleh trader. Sebagian besar trader baik di trading saham atau trading forex gunakan chart ini untuk mengkaji pasar keuangannya. Data dan data yang dikasihkan oleh chart sama selengkapnya sama hal yang dikasihkan oleh bar chart. Tapi memang penampakannya begitu tidak serupa sekali. Candlestick chart memiliki bentuk seperti lilin ini memberi data OHLC, dengan wujud sumbu yang terbagi dalam High serta Low, serta tangkai lilin yang wakili perbedaan harga Open serta Close.

    Candlestick chart juga pas dipakai oleh trader pemula, lantaran begitu menolong sekali dalam menganalisis pasar. Trader mendapati sejumlah keuntungan dengan memanfaatkan candlestick chart, diantaranya merupakan :

    Candlestick chart gampang dibaca dan infonya komplet

    Punyai skema serta pattern bernama yang lain, maka dari itu ringan dideteksi

    Begitu baik untuk mengenal tren yang berlangsung di pasar. Baik itu mode naik ke mode turun dan kebalikannya.

    Dari ke-3  model diagram di atas, candlestick masih tetap jadi opsi nomor satu yang dipakai oleh trader. Sebab memang data yang diberi sangatlah komplet serta pastinya ringan untuk dibaca. Disamping itu candlestick chart bisa membuat komposisi atau skema – skema yang memberikan indikasi titik balik gerakan harga, maka dari itu kerap dipandang seperti sinyal trading berakurasi tinggi.

    Langkah Membaca dan Mendalami Diagram Harga

    Dalam keuangan pasar, semuanya harga dari sebuah asset atau instrumen keuangan dapat bergerak naik, turun atau sideways (harga tidak bergerak). Lantas bagaimana kita dapat membaca gerakan harga itu lewat suatu diagram? Awal kalinya, trader mesti mengenali lebih dahulu istilah-istilah yang kerap dipakai saat baca dan mengkaji pasar.

    1. Mode : di mana harga bergerak ketujuan khusus, dapat naik ataupun turun.

    2. Kisaran : di mana harga bergerak flat (sideways), tak ada peningkatan maupun pengurangan.

    3. Uptrend/ Rally : harga bergerak naik.

    4. Downtrend : harga bergerak turun.

    disini gerakan harga di pasar kita pula perlu pemakaian timeframe yang pas, serta samakan dengan jenis trading yang sedang dilakukan. Sama yang diterangkan di atas, apabila kita yaitu jenis day trader di trading saham, yang melaksanakan trading atau open position tiap-tiap semingu sekali, karenanya kita dapat gunakan timeframe alat W1 – D1. Selanjutnya cari harga paling tinggi serta harga sangat rendah dalam waktu tertentu sesuai sama timeframe yang dipastikan. Pakai pun sinyal – sinyal trading buat menolong studi, seperti tanda Moving Average atau sinyal Stochastic serta yang lain.

    Nach itu dia berbagai perihal yang harus kita pahami dan dalami tentang diagram atau chart trading. Bila kita bisa membaca diagram gerakan harga di pasar, karenanya seterusnya akan bertambah lebih ringan buat trader untuk menganalisanya. Hingga trader dapat meramalkan apa yang bakal terjadi di gerakan harga dikedepannya.